Sabtu, 23 Februari 2013

Jersey ADIDAS vs KW

Jersey ADIDAS vs KW

Ciri – ciri Jersey ADIDAS Original vs KW ( Grade ori atau dibawahnya )
ADIDAS mempunyai pabrik terbesar di negara Jerman, berikut ciri – cirinya.

1. Tekstur  Jersey  ADIDAS original memilki tekstur lebih padat pada kainnya dibandingkan dengan yang KW . Serta jahitan pada Jersey ADIDAS sangat rapi dibandingkan dengan jersey KW yang kurang rapi < benang yang keluar di bagian ujung jersey.

2. Pada Jersey ADIDAS original memiliki kode produksi di belakang washing tagnya ( bagian dalam pinggir jersey ), sedangkan pada jersey KW tidak ada < ( adanya dibagian leher pada jersey grade ori ). serta kode produksi tersebut bisa di cek di mesin pencari ( google ) maka akan di dapakan match verifikasi dari hasil pencarian.

3. Tag Label yang ada di leher pada Jersey ADIDAS original tercantum buatan China, sedangkan pada jersey KW tercantum buatan Thailand <    tidak sinkronnya antara made in yang ada di leher dengan made in yang ada di washing tag.
kenapa China ? < karena China memiliki pabrik ADIDAS yang khusus memasarkan produknya untuk pasar Asia.

Jersey Original vs Jersey Kw

Jersey Original vs Jersey Kw

ciri – ciri Jersey bola Original NIKE

Di sini akan dibahas perbedaan jersey original dengan jersey grade ori atau tingakatan Kw lainnya.

1. Seragam original memiliki bahan dari polyester yang lembut, lebih nyaman dipakai,dan serat yang lebih halus. Sedangkan jersey kw cenderung agak tebal dan lebih panas, serta sablon dan jahitan yang agak kurang rapi di bandingkan dari yang original.

2. Kode produksi  yang menggunakan apparel NIKE ( CHECKLIST ) bisa kita lihat kode produksi dari AUTHENTIC  atau black tab di bawah kiri seragam. Seragam original memiliki hologram bertuliskan nike dan logo nike ( security ), perlu ketelitian untuk melihatnya.

3. Logo apparel atau lambang NIKE dibalik washing tag ( di sisi dalam jersey ) untuk seragam original berwarna putih lengkap dengan nomor seri jersey , sedangkan seragam KW hanya mencantumkan lambang apparel berwarna hitam < biasanya grade aaa.

4. Washing Tag untuk seragam original ada tiga lembar < seperti yang ditiru oleh grade ori sedangkan seragam kw hanya dua lembar < biasanya grade aaa.

Tingkat keaslian disini adalah kelas dari seragam asli yang terdiri dari tiga, asli replica ( seragam untuk fans ), asli player issue ( seragam untuk pemain ), dan yang paling tinggi match worn/match issue ( seragam ketika bermain / terkadang ada penambahan kata di jerseynya ).

Cara Mencuci Jersey yang Baik dan Benar Biar Tidak Rusak

Cara Mencuci Jersey yang Baik dan Benar Biar Tidak Rusak 
1. Jangan pernah melaundry jersey kalian « karena tukang laundry tidak tahu kalau itu jersey belinya mahal jadi asal mencuci saja.
2. Jangan pernah biarkan pembantu untuk menyetrika jersey kalian « karena pembantu tidak tahu kalau itu jersey dari bahan polyester.
3. Disaranin buat mencuci jersey sendiri « biar kalau rusak tidak nyalah2in si tukang cuci.
4. Siapkan wadah yang telah di masukkan deterjen « ya kaya mencuci biasa.
5. Rendam Jersey ke dalam wadah tadi 10-15 menit sambil di angkat dan d turunkan lg « di bayangin ya caranya.
6. Setelah di rendam bersihkan Jersey dengan air bersih dan jangan sekali-kali mencoba untuk memeras Jersey «biar sablonnya awet.
7. Jemur jersey dengan hanger tanpa memerasnya dan biarkan airnya jatuh sendiri.
8. Jersey di jemur dengan keadaan kebalik dan tidak terkena panas matahari langsung « menjaga warnanya biar tetap kinclong.

Rabu, 13 Februari 2013

Cara-Cara Menulis Karya Ilmiah Bahasa Indonesia

2.3 DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan rangka terperinci apa yang telah dituliskan. Dalam bagian ini harus dicantumkan bab-bab, anak bab dan seterusnya disertai halaman tempat terdapatnya bab-bab dan anak bab tersebut. Umumnya daftar isi diletakkann pada halaman harus sesudah halaman Kata Pengantar.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
BAB II


BAB III






BAB IV
...................................................................................
...................................................................................

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG .................................................
B.    PEMBATASAN MASALAH ......................................
C.    TUJUAN PENULISAN .............................................
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENYEBAB TERJADINYA PARA GENERASI MUDA YANG MENGGUNAKAN NARKOBA .......................
B.  BAHAYA YANG TIMBUL AKIBAT PEMAKAIAN NARKOBA .............................................................
C.  ALTERNATIF PEMECAHAN  TERHADAP NARKOBA BAGI GENERASI MUDA .........................................
PENUTUP
A.   SIMPULAN ...........................................................
B.   SARAN ................................................................. 

i
Ii
1
1
2
3
4
5
6
6
2.4 DAFTAR TABEL
Berisi catatan/keterangan yang bertalian dengan statistik atau hal-hal lain yang ada hubungannya dengan tabel. Nomor urut tabel biasanya ditulis dengan angka romawi yang disertai nomor halaman tempat tabel itu terdapat.

2.5 PENDAHULUAN
Berisi berbagai informasi tentang materi keseluruhan yang disusun secara sistematis dan terarah dengan pola penalaran yang jelas serta akternatif kesimpulan yang akan diambil. Pada bagian pendahuluan berisi :

Latar Belakang Masalah, yang mengetengahjan masalah yang telah diidenifikasi sebagai suatu masalah yang perlu dicari penyelesauannya ;
Masalah penelitian perlu dirumuskan dengan jelas. Demikian pula segala hal yang melatar belakangi timbulnya masalah itu. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau menunjang munculnya persoalan yang dibahas. Di samping itu perlu pula diperlihatkan manfaat praktis hasil penelitian dan manfaat keilmuan yang dapat disumbangkan oleh penelitian itu.

Pembatasan Masalah, yang mengetengahkan ruang lingkup masalah agar tidak terlalu luas pembahasannya;
Salah satu sifat karangan ilmiah adalah tuntas, dalam arti mengupas segi-segi masalahnya sampai pada bagian-bagian kecil. Agar tuntas, maka pokok bahasan itu harus dibatasi, sebab bila terlalu luas pembahasan akan dangkal mengingat data yang harus dikumpulkan terlalu banyak, di luar jangkauan (kemampuan) penulis.
Misalnya, kita akan memilih topik “Pendidikan”. Pendidikan itu banyak sekali tingkat dan ragamnya. Ada pendidikan SD, SMP, SMA, sekolah kejuaruab, dan lain-lain. Selain itu ada pendidikan formal, pendidikan moral, dan lain-lain. Jadi hendaklah dalam memilih topik ini dibatasi pula cakupannya; misalnya: “Pendidikan  Agama Islam di SD”.

 Tujuan Penulisan  yang menungkapkan tujuan  yang digariskan dengan bertolak dari tema yang dipilih dan kesesuaiannya dengan pembatasan masalah.
Tujuab yang hendak dicapai dengan penelitian itu hendaknya dinyatakan dengan jelas. Misalnya:  Faktor-faktor apa saja yang menjadi kurang minatnya siswa dalam penddikan agama. Usaha-usaha yang dilakukan mencapai tujuan tersebut perlu pula diungkapkan.

2.6 PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang lingkup.
Isi pembahasan +75%, dengan pembagian meliputi :
(1) Uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan lsi topik.
(2) Dalam menguraikan pembahasan ini dapat menggunakan bahan referensi yang resmi.
(3) Bila mungkin dapat memuat f aktor-faktor penentu (faktor pendukung dan f aktor penghambat).
(4) Pada dasarnya uraian tersebut adalah untuk menjawab permasalahan dengan alternatif pemecahan masalah.

2.7 PENUTUP
Pada bab yang terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang pada dasarnya merupakan penegasan inti makalah yang dirumuskan dengan jelas, singkat, dan tegas.

Simpulan dan saran merupakan bagian penutup karangan ilmiah yang berisi kesimpulan dari masalah yang diungkapkan dan saran yang ditujukan kepada objek yang berhubungan dengan tujuan penulisan masalah tersebut .  Selanjutnya bila kesimpulan-kesimpulan itu menimbulkan konsekuensi atau implikasi tertentu maka dalam Bab ini dikemukakan saran-sarannya, kemukakanlah pendapat penulis bagaimana hendaknya tinndakan selanjutnya. 

2.8 DAFTAR BIBLIOGRAFI
Daftar Bibliografi, disebut juga Daftar puastaka berisi daftar buku yang menjadi sumber bacaan dan berhubungan secara erat dengan karangan yang ditulis. Adapun ketentuan penulisannya sebagai berikut :

Buku
Jika sumber pustaka itu buku, susunan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit (kota), dan nama nama penerbit.

a.    Nama Pengarang
1) Penulisan nama pengarang dilakukan dengan mencantumkan nama akhirnya terlebih dahulu, kemudian disusul oleh nama pertama yang dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Keraf, Gorys
2) Jika pengarang itu dua orang, kedua nama pengarang itu dicantumkan dengan membalikkan nama pengarang pertama.
Contoh:
Jika pengarang buku itu Asep Ruhimat dan Andrie Ristiaman, penulisannya sebagai berikut:
Ruhimat, Asep dan Andrie Ristiaman.
3) Jika pengarangnya lebih dari dua orang, nama pengarang yang dituliskan adalah nama pengarang  pertama disertai singkatan dkk (dan kawan-kawan).
Contoh:
Triamansyah, Bambang dkk.
4) Jika buku itu disusun oleh seorang editor, di belakang nama pengarang dituliskan kata editor.
Contoh:
Rahayu, Sri (Editor).
5) Gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. Akan tetapi, gelar keturunan dapat dipakai.
Contoh:
Jika nama pengarang Dra. Netty Rachmat, penulisannya seperti berikut:
Rachmat, Netty.
6) Apakah pengarang menggunakan singkatan pada namanya setelah nama depan, penulisannya tidak perlu dibalikkan.
Contoh:
Indira D. tetap ditulis seperti aslinya.
Indira D. Permana ditulis Permana, Indira D.

b. Tahun terbit
1) Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, dipisahkan dengan titik dan diakhiri dengan titik pula
Contoh:
Keraf, Gorys. 1989
2) Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, urutan susunannya berdasarkan tahun terbit yang terdahulu.
Contoh:
Marlina, Rina. 1991.
Marlina, Rina. 1993
3) Jika beberapa buku acuan ditulis oleh seorang, sedangkan tahunnya sama, di belakang tahun itu harus dibubuhkan huruf a dan b sebagai pembeda. Urutannya diutamakan pada huruf pertama judul buku.
Contoh:
Simatupang, Nugraha. 1990a.
Simatupang, Nugraha. 1990b.
4) Jika buku itu tidak bertahun, di belakang nama pengarang dicantumkan frase Tanpa Tahun.
Contoh:
Setiaji, Lili. Tanpa Tahun

c. Judul Buku
1) Judul buku dituliskan setelah tahun terbit dan dicetak miring atau digarisbawahi, tidak diberi tanda petik.
Contoh:
Mulyana, Rangga dkk. 1996. Mari Bermain Musik.
2) Jika judul ini adalah judul yang belum dipubliksasikan seperti skripsi, tesis, disertasi, judul itu tidak dicetak miring atau digarisbawahi, tetapi diberi tanda petik.
Contoh:
Ruhimat, Asep. 1991. “Menyiasati Usaha Penerbitan Buku”.

d. Tempat Terbit
1) Tempat terbit (kota) diletakkan sesudah judul dan diakhir dengan titik dua.
Contoh:
Jassin, H.B. 1998. Angkatan 66 Puisi dan Prosa. Jakarta:
2) Kalau tempat terbit itu bukan nama kota, tetapi nama kecamatan, yang dituliskan ialah nama kabupatennya.
Contoh:
Purbowinanto, Yudi. 1996. Teknik Penyajian Buku Pelajaran. Bandung:

e. Nama Penerbit
1) Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit.
Contoh:
Sirait, Budiman. 1996. Kiat Menjual Mobil. Padang: Intimedia Persada.
2) Jika lembaga yang menerbitkan buku itu langsung dijadikan pengganti nama pengarang (karena nama pengarang tidak ada), nama penerbit itu tidak perlu disebutkan lagi sesudah tempat terbit.
Contoh:
Lembaga Bina Persada. 1996. Ensisklopedi Penerbitan Indonesia. Bandung.
Disadur dari Buku Bahasa Indonesia Buku Pelajaran untuk SMU Kelas II, karya Asep Ganda Sadikin, dkk. Penerbit GRAFINDO MEDIA PRATAMA)

2.9 LAMPIRAN
Bagian ini memuat contoh : angket, tes,bagan, surat dan sebagainya yang dianggap terlalu mendetail bila dimasukkan ke dalam tubuh karangan.


Dari berbagai sumber.

Cara dan Contoh untuk Menulis Surat Pembaca

adalah surat yang ditulis oleh pembaca yang dimuat dalam surat kabar/koran, majalah yang berisi tanggapan, saran, keluhan, ajakan, imbauan, ucapan terima kasih,  dan lain-lain. Surat pembaca merupakan surat terbuka yang isinya dapat dibaca oleh siapa saja serta dapat ditujukan kepada lembaga, pemerintah, perusahaan, kantor, perorangan, kelompok, atau organisasi.
Rubrik surat pembaca, sesuai namanya,  adalah ruangan dalam surat kabar atau majalah yang memuat surat-surat yang datang dari pembaca,  ditunjukan kepada media massa cetak yang bersangkutan, instansi pemerintah, lembaga swasta,  maupun kelompok dalam masyarakat atau individu tertentu dengan kriteria masalah yang dikemukakan bersifat umum.
Rubrik surat pembaca memiliki kekuatan tersendiri dalam membentuk opini khalayak. Karena mampu mempengaruhi opini khalayak, banyak pembaca yang memanfaatkan surat pembaca untuk menyampaikan keluhan, kritik atau tanggapan serta protes atas ketidak puasan ataupun informasi lain yang biasanya berupa permasalahan dari jeleknya pelayanan publik suatu lembaga. Selain itu, surat pembaca dapat juga berisi rasa ketidakpuasan konsumen, atau masyarakat atas pelayanan dan pernyataan-pernyataan yang bersifat emosional seperti keluhan, kritikan, atau pujian.
Surat pembaca bermotif keluhan diartikan sebagai surat pembaca yang cenderung mengemukakan kesulitan atau perasaan susah yang dialami penulis sehubungan dengan adanya ketidaklancaran pelayanan. Surat pembaca bermotif kritikadalah surat pembaca yang berisi atau mengemukakan kesalahan dan kejanggalan yang dilakukan oleh suatu instansi. Surat pembaca bermotif saran adalah surat pembaca yang berisi pernyataan atau pikiran yang disampaikan agar dipertimbangkan,  dan surat pembaca yang bermotif pujian ialah pernyataan yang bersifat penghargaan,  rasa terima kasih atas pelayanan yang telah dilakukan suatu organisasi atau instansi, sedangkan surat pembaca yang bermotif informasi biasanya semata-mata berisi pemberitahuan tentang sebuah keadaan. Kemudian yang terakhir surat pembaca berisitanggapan atau komentar terhadap suatu kejadian atau perbuatan yang dilakukan oleh para pejabat publik.
 Masalah yang dikemukakan dalam surat pembaca tidak dapat dinilai sebagai masalah yang tidak serius. Seluruh permasalahan merupakan realitas dalam masyarakat, hanya teknis penyampaiannya disampaikan secara ringan. Kumpulan surat-surat pembaca dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang berbagai segi kehidupan masyarakat. Surat pembaca sering berisi tentang suatu hal yang dapat merugikan nama baik orang atau organisasi yang terkena atau menolak suatu kebijaksanaan, berisi pernyataan-pernyataan sanggahan terhadap permasalahan yang tidak benar serta mendukung terhadap sesuatu hal dan ada juga yang isinya hanya mengungkapkan pendapat tanpa diikuti oleh perasaaan mendukung atau menolak sesuatu. Contoh surat pembaca berupa keluhan adalah seperti yang ditulis oleh Prita Mulyasari melalui internet yang mengakibatkan kasusnya diangkat ke pengadilan. Kelihatannya sederhana,  namun hal tersebut sangat fatal dan berdampak bagi perseorangan maupun publik yang ingin menuliskan keluhan surat pembaca melalui jalur media cetak maupun internet.
http://sekapursirihbasasin.blogspot.com/2011/11/jurnal-struktur-argumentasi-surat.html

Rubrik surat pembaca,  digolongkan sebagai surat karena isi teks tersebut biasanya ditujukan kepada seseorang atau sebuah instansi atau organisasi. Teks itu ditulis oleh para pembaca dari media cetak tersebut. Itulah sebabnya dikenal dengan rubrik surat pembaca. Isi surat pembaca sangat beragam. Sebagian besar isi surat pembaca berisi keluhan atau komplain atas sebuah permasalahan. Di samping itu ada juga orang yang mengirim surat pembaca berisi saran atau kritikan, baik kepada media cetak itu sendiri maupun kepada pribadi atau instansi tertentu.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat pembaca, antara lain berikut.
1.    Surat pembaca dapat berupa permasalahan akan  sesuatu serta usul atau saran terhadap sesuatu.
2.    Surat pembaca dapat berupa tanggapan terhadap   suatu permasalahan
3.    Surat pembaca tidak bersifat rahasia, karena isi  surat diketahui oleh masyarakat banyak
4.    Surat pembaca ditulis dengan bahasa yang sopan,   jelas, dan komunikatif.

Adapun langkah-langkah menulis surat pembaca adalah berikut,
1.   Menentukan Hal-hal Pokok dalam Surat Pembaca
         Hal-hal pokok yang ada menyangkut  jawaban dari: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana
2.    Menentukan Permasalahan/Usulan/Saran yang Akan Disampaikan dalam Surat Pembaca
   Hal itu dapat berwujud rasa terima kasih, kritikan, pujian, celaan, hinaan, permohonan, penjelasan, dll.
3.  Menulis dan Menyunting Surat Pembaca
         Tulislah surat pembaca yang berisi hal-hal yang terkait dengan lingkungan sekolah. Buatlah surat pembaca itu dalam bentuk permohonan maaf  dan ucapan terima kasih sesuai dengan pengalamanmu!

Hal-hal yang secara nyata membedakan surat pembaca dari teks yang lain sebagai berikut.
1. Struktur
Susunan surat pembaca memang berbeda dari surat-menyurat biasa. Dalam surat pembaca alamat tujuan surat pembaca tidak ditulis dalam bagian tersendiri sebagaimana surat biasa. Namun demikian secara tersirat dapat diketahui surat pembaca itu ditujukan kepada siapa.

2. Gaya bahasa
Gaya bahasa surat pembaca sangat beragam, tergantung pada gaya masing-masing pengirim surat. Ada surat pembaca dengan gaya mempertanyakan, menyindir, mengimbau, bahkan ada yang menulis surat pembaca berbentuk puisi atau anekdot.

3. Kesantunan
Apapun gaya penyampaian dalam surat pembaca, yang tak boleh dilupakan adalah kesantunan. Entah itu kritikan, pertanyaan, usulan atau apa pun isinya sebaiknya disampaikan dengan penuh kesantunan agar tidak menyebabkan ketersinggungan pihak yang dituju.

Sumber: BSE

Contoh-Contoh  surat pembaca:

YTH. REDAKSI MADING SEKOLAH
Kamar Kecil Bau
            Beberapa hari saya dan rekan-rekan selalu menyumbat hidung karena aroma tidak sedap yang bersumber dari kamar kecil yang terletak dibelakang ruang kelas kami. Lebi-lebih setela istirahat kedua. Bau tidak sedap ini membuat saya dan beberapa teman merasa tidak nyaman tinggal dikelas, apalagi arus berpikir atau belajar dikelas.
            Saya dan beberapa teman tela menyampaikan kondidi yang memprihatinkan ini kepada Wali Kelas, tetapi ampai saat ini belum ada tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
            Lantas kepada siapa kami harus mengadu? Siapaka yang bertanggung jawab atas kebersihan kamar keil tersebut? Apakah ada hal lain yang menyebabkan permasalahan tersebut tidak segera diatasi. Bagaimana bisa belajar dengan baik kalau saya merasa tidak nyaman. Untuk itu, melalui tulisan ini saya mewakili kelas IXmemohon kepada yang bertugas dalam hal tersebut untuk segera mengecek dan menindak lanjuti keluhan kami.


Nani
Kelas IX

Yth. Redaksi Erlangga 105 FM
Jalan Mayjen Sutoyo 7
Kebumen

Dengan hormat,

    Saya menyukai laporan langsung mengenai kegiatan ekskul sekolah yang disiarkan oleh Radio Erlangga FM. Pada suatu kesempatan, Radio Erlangga FM meliput secara langsung kegiatan ekskul Bridge di SMA Pratiwi 1. Acara itu tentu menambah wawasan saya, terutama memperkenalkan ekskul yang ada di SMA Pratiwi 1. Selain itu, ekskul tersebut memberikan banyak inspirasi bagi saya, seperti dilaporkan oleh Radio Erlangga FM bahwa dari sebuah hobi, bisa menjadi sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi banyak orang.
    Hanya saja ada yang saya sesalkan dari informasi tersebut, baik dari segi isi maupun penyampaiannya. Keterangan mengenai ekskul Bridge yang disampaikan kurang lengkap, akan lebih baik jika ditambah informasi mengenai jumlah siswa yang mengikuti ekskul, prestasi yang pernah diraih, serta jadwal ekskul dan respon siswa terhadap adanya ekskul Bridge tersebut. Dari segi penyampaian, bahasa formal yang digunakan membuat acara menjadi kurang menarik. Karena acara ini ditujukan untuk pelajar, akan lebih baik jika bahasa yang digunakan adalah bahasa non formal agar tidak terkesan membosankan.
    Atas perhatian Saudara terhadap surat pembaca ini, saya mengucapkan terima kasih.

                                                                                                                                           Hormat saya,

                                                                                                                                        Rafi Dyah Azmi

Sarana Olahraga SMPN 12 Tasikmalaya
Hari kamis adalah jadwal olahraga untuk kelas kami, kelas IX-A. Kekecewaan kami timbul karena pelajaran olahraga setiap kamis selalu tidak bervariasi. Jika tidak voli, pasti basket atau sepak bola. Memang kami belum menguasai sepenuhnya ketiga olahraga tersebut. Tapi kami mulai merasa jenuh dengan ketiganya. Kami ingin mempelajari olahraga lain seperti bulu tangkis, tennis atau pingpong. Kami mengerti jika sarana untuk pelajaran olahraga yang kami harapkan tidak ada dan jauh akan tersedia karena keterbatasan tempat dan dana sekolah. Tapi kami, terutama saya, sangat kecewa dengan sarana ketiga olahraga yang biasa dilakukan pun kurang memadai.

Seperti halnya olahraga basket, papan ring lapuk dan ringnya pun tak adaUntuk sepak bola, meskipun bolanya tersedia banyak di peti bola, tapi gawangnya tak ada. Sehingga keadaan menuntut kami menggunakan gawang imajinasi yang tak kasat mata saat olahraga sepak bola. Dan voli, bolanya banyak tersedia. Jaring voli untuk pembatas kedua regu ada. Dan mungkin sarana untuk pelajaran ini sempurna dan terpenuhi semua. Namun, menurut saya belum. Pagar jaring besi yang kurang tinggi, membuat bola voli sering ke luar ke jalan raya. Itu sangat membahayakan, bukan hanya bagi pengguna jalan tapi juga kami yang akan membawa bola voli itu kembali. Seperti pada kejadian 21 Februari 2009, saat pelajaran olahraga voli, saya dan teman hampir terserempet mobil saat mengambil bola di jalan raya. Kami harap kejadian seperti yang kami alami tidak terulang kembali!

Sebagai Sekolah Standar Nasional, seharusnya hal-hal sepele sebagai sarana olahraga tersebut diperhatikan. Bagaimana mungkin kami akan mengharumkan SMPN 12 Tasikmalaya dalam bidang olahraga, jika kami pun tidak menguasai pelajaran olahraga akibat sarana dan prasarananya yang belum memadai? Kejujuran kami akan semua ini semata-mata untuk menjadikan sekolah kebanggaan kami menjadi lebih baik.

Silmi Rahmani
Kelas IX-A
Perum Mitra Batik, Kawalu-Tasikmalaya


                                                     PELAYANAN BURUK DI KANTOR PAJAK
Banyak tulisan atau iklan di tempat keramaian umum, seperti stasiun kereta api, terminal bus, dan bandara serta billboard besar di tepi jalan raya agar masyarakat sadar membayar pajak. Sangat disayangkan imbauan itu tidak diikuti pelayanan yang baik oleh semua pegawai kantor pajak.
Saya mengunjungi lima tempat pelayanan terpadu kantor pajak, yaitu 2 kantor di Jakarta Barat, 2 di Jakarta Selatan dan 1 di Tangerang. Saya menjumpai beberapa pelayanan buruk di gerai (kounter) pelayanan yang tidak jauh berbeda. Sebagian besar petugas melayani tanpa senyum, tanpa mengucapkan terima kasih, tidak ramah, ada yang pada jam pelayanan terlihat memakai sandal jepit di sekitar gerai (kounter), toilet kotor, dan pelayanan lambat. Saat masuk ke suatu ruangan di lantai atas, saya melihat ada pegawai yang sedang baca koran, ngobrol, dan suasana kerja santai sekali, padahal masih jam kerja.
Sementara itu, untuk ganti nama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) waktunya lama, paling cepat satu bulan. Petugas yang melayani pun belum datang meski sudah jam kerja. Ketika waktu istirahat, petugas tidak bergiliran. Akibatnya, kantor sudah tutup, wajib pajak masih antre. Begitu pula dengan tempat parkir. Paling depan/paling nyaman untuk kepala kantor atau pegawai pajak. Adapun wajib pajak sebaliknya.
Mesin Q untuk antre ada, tetapi tidak difungsikan sehingga tidak ada kenyamanan, apalagi pelayanan memuaskan. Padahal, kunjungan wajib pajak untuk menunjang pemasukan negara. Saya merasa visi/moto Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang tertulis mencolok di Kantor Pelayanan Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat Dua: “Menjadi Model Pelayanan Masyarakat yang Menyelenggarakan Sistem dan Manajemen Perpajakan Kelas Dunia. Yang Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat,” masih terbatas slogan. Diharapkan, Direktur Jendral Pajak melakukan kunjungan secara rahasia mendadak ke kantorkantor  pelayanan pajak sehingga dapat mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan oleh bawahannya. Jangankan bertemu dengan kepala kantor, ingin memberi masukan tentang PBB saja bukan main sulitnya, hanya cukup dilayani Kepala Seksi Eselon IV, seperti yang saya alami di Kantor Pelayanan Pajak Kanwil DJP Jakarta Selatan II di Jalan KH. A. Dahlan.
Adji Bintarto,Komplek DPR RI II C 25, Meruya Selatan Jakarta.
Sumber: Kompas, 12 September 2007

                                                            HADIAH SUDAH DISERAHKAN
Berkaitan dengan surat di Kompas (1/9) “Kuis Good Morning Trans TV” yang disampaikan Saudara Nursehan Sugiharto, perlu kami jelaskan bahwa pihak Trans TV telah menyerahkan hadiah kuis “Good morning” berupa satu unit televisi berwarna kepada Saudara Nursehan Sugiharto pada 8 September 2007 di Gedung Trans TV.
Mohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan. Dengan demikian, permasalahan telah dapat diselesaikan. A. Hadiansyah Lubis Kepala Unit Mkt Public Relations PT Televisi Transformasi Indonesia.
Sumber: Kompas, 12 September 2007
Lantai Dekat Wastafel yang Basah dan Kotor
Pada tanggal 19 Oktober 2010 jam 08.00 saya mendapat tugas dari guru bahasa Indonesia untuk mengamati lingkungan sekolah. Saat itu, saya bersama kelompok berjalan di teras kelas IX F yang lantainya terlihat bersih. Tiba-tiba serombongansiswa yang baru selesai olah raga berlarian, berebut untuk mencuci tangan di fastafel depan kelas IX F. Setelah selesai mencuci tangan, mereka bergegas menuju ruang kelasnya.
Sementaraitu, lantai dekat wastafel yang sebelumnya bersih, kini berubah menjadi basah dan kotor. Hal itu dikarenakan ulah siswa yag mencuci tangan dengan cara yang berebutan. Akibatnya, air muncrat ke mana-mana, lantai menjadi licin dan bila kita berjalan harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset.
Untuk itu, saya himbau teman-teman yang mencuci tagan sebaiknya dengan sistem antri sehingga kebersihan sekitar wastafel tetap terjaga.

KATA PENGANTAR

      Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat   menyele...